Rabu, 14 Mei 2008

stratifikasi sosial di KALTENG

STRATIFIKASI SOSIAL
PADA MASYARAKAT KUALA KAPUAS
BERDASARKAN KEKAYAAN

Tugas Mata Kuliah
Pengantar Sosiologi


Dosen
Dra. Rochgiyanti M.si
Wisnu Subruto .s.s





Oleh
Diah Eka Rini
A1A105011


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
BANJARMASIN
2008
STRATIFIKASI SOSIAL PADA MASYARAKAT KUALA KAPUAS BERDASARKAN KEKAYAAN

Masyarakat kuala kapuas adalah masyarakat yang vertikal, yang mana hubungan didalam masyrakatnya masih tergantung pada sudut kekayaan. Maka dari itu orang-orang kaya di Kuala Kapuas masih berpengaruh besar dalam memegang kekuasaan khususnya di bidang perekonomian.
Kaum elit di kota Kuala Kapuas bukan oran-orang yang berpendidikan tinggi ataupun mempunnyai kekuasaan dipemerintahan. Akantetapi kaum elit di Kuala Kapuas merupakan orang-orang swasta yang bergerak di bidang wira usaha atau perdagangan. Dan mereka bisa dikatakan sebagai para pengusaha. Adapun beberapa nama-nama orang-orang besar yang berpengaruh pada masyarakat kota Kuala Kapuas adalah Haji Jumbri, Haji Adul, dan Haji Rudy. Para pengusaha ini bergerak di bidang jasa, logging dan pertamina. Mereka mempunyai pengaruh sosial yang besar kepada masyarakat Kuala Kapuas. Dan stratifikasi sosial pada masyarakat Kuala Kpuas dapat kita lihat berdasarkan pada kekayaan. Karena kekayaan masih menjadi tolak ukur bagi sebagian masyarakat disana. Dalam mengukur kekayaan seseorang tidak hanya dilihat dari mana besarnya, atau profesi yang dianutnya tapi juga bisa dilihat dari keadaan rumahnya, mobil atau harta benda yang dimilikinya.
Mayoritas profesi masyarakat Kuala Kapuas adalah pegawai negeri sipil yang mana kehidupannya selalu statis dan kurang berkembang, dan sisanya adalah wira usaha seperti pedaganag pengusaha dan lain-lain. Maka dari itu strtifikasi yang paling atas adalah para pengusaha yang bergerak di bidang jasa atupun perdagangan karena apabila dilihat dari pejabat PNS masih belum dominan dan kurang berpengaruh pada masyarakatnya.
Adapun hasil wawancara dengan masyarakat setempat, seorang tukang ojek yang bernama Udin dan seorang pedagang makanan yang bernama Acil Inur mengatakan bahwa Haji Jumbri adalah orang yang dermawan, apalagi pada saat lebaran dan hari raya kurban peran beliau dalam memberikan sumbangan sangat dominan yang seakan-akan menjadi kewajiban bagi beliau dalam membagikan zakat dan bantuan bagi masyarakat yang tidak mampu. Menurut isu di masyarakat juga dikatakan rumah termewah dengan harga paling mahal di Kuala Ka[puas adalah rumah Haji Jumbri yaitu seharga 5 milyar. Berbeda dengan Haji Jumbri, Haji Rudy juga sangat berpengaruh bagi masyarakat Kuala Kapuas karena beliau adalah pemegang dan pengendali BBM di Kuala Kapuas. Beliau pemilik semua pangkalan minyak di Kuala Kapuas. Oleh karean itu peran beliau juga sangat berpengaruh bagi masyarakat Kuala Kapuas. Selain Haji Jumbri dan Haji Rudy dikatakan juga Haji Adul yang merupakan pengusaha dibidang logging dan jasa yang menurut Bang Udin dan Acil Inur bahwa Haji Adul sangat dekat dengan warga disekitar rumahnya. Dia juga mendirikan sebuah musholla di halaman rumahnya yang mana setiap harinya musholla itu digunakan untuk sholat berjamah bagi warga sekitar.
Pemilik rumah mewah di kota Kuala Kapuas banyak didominasi oleh para pedagang besar dan tentu saja para klasifikasi kedua yaitu para PNS hanya memiliki rumah sederhana dan sangat sederhana. Sisanya adalah perumahan yang sangat sederhana hingga perumahan yang bisa dikategorikan “kumuh”. Dalam penataan kota pun rumah-rumah elite tidak berada dalam suatu komplek, namun tersebar diberbagai penjuru kota, yang mana di sekitar rumah mewah tersebut masih banyak terdapat perumahan kumuh. Oleh karean itu klasifikasi sosial di Kuala Kapuas sangat terlihat. Adapun terdapat kesenjangan sosial di masyarakat Kuala Kapuas yang mana akibat dari klasifikasi sosial yang terjadi di masyrakat. Memang tidak bisa dipungkiri juga, secara tidak langsung klasifikasi sosial mempunyai hubungan antar kelas di dalamnya, yang mana kelas menengah dan kelas paling bawah masih sangat bergantung pada peran besar dari para kelas elite (pertama), oleh karena itu usaha untuk membina hubungan baik di antara kelas sangat gencar dilakukan, karena walau bagaimanapun antara orang yang kaya dan yang miskin masih banyak didominasi yang miskin, oleh karena itu jika terjadi konflik golongan elite masih belum mampu menghadapi massa golongan bawah karena golongan menengah yang mayoritas PNS yang menganut sistem pemerintahan tentu akan pro pada kelas bawah. Maka dari itu kaum elite di Kuala Kapuas sangat menjaga hubungan baik dengan masyarakat walaupun memegang perekonomian namun tetap dominan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu di Kuala Kapuas.

Tidak ada komentar: